LUWU TIMUR – Dunia pertambangan kembali diguncang oleh kabar tak sedap. Seorang oknum karyawan perusahaan tambang ternama, PT Vale Indonesia Tbk, diduga melakukan pelecehan terhadap seorang perempuan yang bekerja sebagai operator alat berat.
Insiden yang mencoreng etika dan keselamatan kerja ini terjadi pada malam hari, tepatnya tanggal 22 Februari 2025 lalu.
Peristiwa ini terjadi di dalam sebuah mobil LV (light vehicle) di jalur lama operasional tambang yang sudah tidak lagi digunakan alias Konde mining, wilayah pertambangan PT Vale.
Adapun korban yang identitasnya masih dirahasiakan demi keselamatan dan privasinya telah memberanikan diri untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak perusahaan.
Sementara itu, keluarga korban inisial AS (44) kepada media ini mengatakan, masalah ini sudah ditangani oleh pihak perusahaan oleh Departemen Security Services (DSS) PT Vale sejak Selasa 04 Maret 2025 lalu, hanya saja hingga saat ini belum ada kepastian sudah sejauh mana penanganannya.
Dalam peristiwa ini kata AS, terlapor PN membenarkan adanya persoalan tersebut dan sementara di proses di DSS .
“Sebagai pihak terlapor, saya tidak banyak bisa memberikan tanggapan karena masalah ini sudah ditangani pihak internal PT Vale, dalam hal ini DSS. Untuk lebih jelasnya mungkin bisa dikonfirmasi ke pihak DSS,” ujar AS mengutip pesan terlapor PN.
MR selaku Diversity Equity dan Inclusion PT Vale saat di konfirmasi pula menyampaikan belum mengetahui persis kejadian ini.
“Saya kurang tau juga karena belum pernah dapat konfirmasi dari korbannya,” ucapnya, Kamis (15/05/2025).
Dengan adanya peristiwa ini, publik menaruh perhatian besar pada kasus ini, mengingat reputasi PT Vale sebagai perusahaan multinasional yang semestinya menjunjung tinggi prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta perlindungan terhadap perempuan di lingkungan kerja.
Kasus ini diharapkan menjadi momentum bagi semua pihak, khususnya sektor industri ekstraktif, untuk lebih tegas dalam menindak pelanggaran terhadap hak-hak pekerja, terutama perempuan yang kerap menjadi kelompok rentan di lapangan. (Has)