HUKRIM

Adik Tikam Kakak Kandung hingga Tewas di Luwu, Dipicu Amarah Karena Sering Mengamuk

×

Adik Tikam Kakak Kandung hingga Tewas di Luwu, Dipicu Amarah Karena Sering Mengamuk

Sebarkan artikel ini

LUWU – Warga Dusun To’balo, Desa To’balo, Kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu, digemparkan oleh tragedi berdarah pada Jumat malam (26/9/2025), sekitar pukul 22.00 WITA.

Dimana, seorang pria berinisial H (27) tega menghabisi nyawa kakak kandungnya sendiri, Alamsyah (45), dengan sebilah badik lantaran kesal terhadap ulah sang kakak yang kerap mengamuk di rumah.

Insiden ini sontak meninggalkan duka mendalam bagi keluarga sekaligus mengguncang warga sekitar. Bagaimana tidak, hubungan darah yang seharusnya menjadi perekat justru berakhir dengan pertumpahan darah.

Kapolres Luwu, AKBP Adnan Pandibu melalui Kasat Reskrim AKP Jody Dharma membenarkan peristiwa tersebut.

“Benar, kami telah mengamankan seorang terduga pelaku penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Pelaku saat ini berada di Polsek Ponrang untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut,” tegasnya, Sabtu (27/09/2025).

Berdasarkan hasil penyelidikan, malam itu korban diduga pulang dalam kondisi mabuk. Ia masuk ke rumah orang tua mereka lalu mengamuk hingga merusak sejumlah barang. Ulah ini memicu emosi H yang sudah lama menahan kesal.

Tak mampu lagi menahan amarah, H mengambil sebilah badik sepanjang 15 cm. Dengan gelap mata, ia menikam kakaknya di bagian dada kiri dan telinga. Tikaman mematikan itu membuat Alamsyah roboh bersimbah darah dan meninggal dunia di lokasi kejadian.

Usai menerima laporan, Tim Resmob Polres Luwu bergerak cepat ke lokasi. Dari hasil koordinasi dengan keluarga, diketahui H berencana menyerahkan diri. Polisi kemudian memfasilitasi penyerahan tersebut demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

H pun diamankan tanpa perlawanan dan digelandang ke Polsek Ponrang bersama barang bukti badik yang digunakan untuk menikam korban.

Dalam interogasi awal, H mengakui perbuatannya. Ia menyebut sudah lama kesal karena sang kakak sering pulang dalam keadaan mabuk, mengamuk, bahkan kerap mengusir ibu mereka dari rumah.

“Saya emosi, tidak tahan lagi,” begitu pengakuan singkat H di hadapan penyidik.

Kasat Reskrim menegaskan pihaknya akan menangani kasus ini secara profesional dan sesuai prosedur hukum.

“Pelaku sudah diamankan, barang bukti sudah disita. Penyidik mendalami motif serta melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kami pastikan penanganan perkara dilakukan secara objektif dan transparan,” ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar menjadikan tragedi ini sebagai pelajaran pahit.

“Permasalahan keluarga sebaiknya diselesaikan dengan cara yang bijak tanpa kekerasan. Jangan sampai emosi sesaat berujung pada perbuatan pidana yang merugikan diri sendiri maupun keluarga,” pungkas AKP Jody Dharma.

Tragedi ini menjadi pengingat bahwa emosi yang tak terkendali dapat menghancurkan ikatan keluarga dan meninggalkan luka yang tak akan pernah terhapus.