METRO

Proyek Revitalisasi Lapangan Gaspa Dinilai Abaikan SMK3, Keselamatan Warga Terancam

×

Proyek Revitalisasi Lapangan Gaspa Dinilai Abaikan SMK3, Keselamatan Warga Terancam

Sebarkan artikel ini
Galian pada proyek revitalisasi Lapangan Gaspa Palopo

PALOPO — Proyek Revitalisasi Lapangan Gaspa Palopo menuai sorotan. Pekerjaan yang menelan anggaran Rp 2.989.819.000 bersumber dari APBDP Tahun 2025 itu dinilai mengabaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (SMK3), sebuah standar dasar yang semestinya dipenuhi dalam setiap proyek pembangunan.

Pantauan di lapangan menunjukkan area proyek tidak dipasangi penutupan atau pengamanan memadai. Lebih mengkhawatirkan lagi, terdapat galian tepat di sisi trotoar yang dibiarkan terbuka, lengkap dengan besi-besi yang menjulang dari lubang tersebut.

Kondisi ini bukan hanya melanggar prinsip keselamatan kerja, tetapi juga membahayakan masyarakat yang beraktivitas di sekitar kawasan itu apalagi pada malam hari.

Warga menilai kontraktor seharusnya mengantisipasi potensi kecelakaan sejak awal dengan pemasangan pagar proyek, papan peringatan, hingga penutup galian sesuai ketentuan SMK3.

“Seharusnya ada tanda – tanda yang terpasang terutama pada galian yang berada disisi trotoar, apalagi pada galian tersebut terpasang sejumlah besi,” ungkap TW warga yang kerap berolahraga di kawasan lapangan Gaspa, Kamis (20/11/2025).

Berdasarkan informasi pada papan proyek, pekerjaan revitalisasi ini dilaksanakan oleh CV Duta Sarana sebagai kontraktor, sementara konsultan pengawas berasal dari CV Duta Konstruksi.

Adapun masa pelaksanaan proyek tercatat selama 57 hari kalender.

Minimnya perhatian terhadap aspek keselamatan menimbulkan pertanyaan publik terkait pengawasan dan komitmen pelaksana proyek dalam menjamin keamanan lingkungan sekitar.

Di tengah penggunaan anggaran miliaran rupiah, keselamatan warga semestinya menjadi prioritas utama, bukan justru diabaikan.

Hingga kini belum ada penjelasan resmi dari pihak pelaksana maupun pemerintah terkait temuan di lapangan tersebut.

Masyarakat pun berharap adanya tindakan cepat yang seharusnya dilakukan sebelum insiden yang tidak diinginkan terjadi.