NASIONALPERISTIWA

Dua Anggota OPM Tewas Disergap Pasukan Koops Habema Usai Serang Pekerja Gereja di Papua

×

Dua Anggota OPM Tewas Disergap Pasukan Koops Habema Usai Serang Pekerja Gereja di Papua

Sebarkan artikel ini
Foto : Ilustrasi (Net)

PAPUA – Pasukan Komando Operasi (Koops) Habema sukses melumpuhkan dua anggota kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya.

Kedua pelaku diketahui terlibat dalam penyerangan brutal yang menewaskan dua pekerja pembangunan gereja di Papua Pegunungan.

Dansatgas Media Koops Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, menjelaskan bahwa aksi penyergapan terjadi setelah tim menerima laporan intelijen dari masyarakat tentang keberadaan kelompok OPM di sekitar Desa Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo.

“Pasukan langsung bergerak cepat menindaklanjuti informasi tersebut. Saat hendak ditangkap, dua anggota OPM melakukan perlawanan bersenjata. Pasukan terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur, yang mengakibatkan keduanya tewas. Dua lainnya berhasil melarikan diri,” ungkap Iwan dalam keterangannya, Selasa (17/6/2025).

Penyergapan berlangsung Senin dini hari (16/6) sekitar pukul 00.15 WIT. Dari lokasi kejadian, pasukan mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk satu pucuk pistol revolver silver, lima butir amunisi kaliber 9 mm, satu unit HT (Baofeng), teleskop optik, dan alat bidik jarak jauh Leica 1000 YDSAT.

Panglima Koops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa operasi militer dilakukan dengan menjunjung tinggi prinsip hak asasi manusia.

Ia menyebutkan bahwa serangan terhadap rumah ibadah merupakan bentuk teror yang tidak bisa ditoleransi.

“OPM kini secara terang-terangan menjadikan gereja sebagai target teror. Ini tempat suci bagi mayoritas masyarakat Papua yang beragama Nasrani. Gereja adalah rumah Tuhan, bukan medan perang,” tegas Lucky.

Menurutnya, penyerangan terhadap gereja adalah bentuk kekejaman nyata terhadap warga, khususnya orang asli Papua.

Selain menghilangkan nyawa, aksi ini juga dianggap sebagai pelecehan terhadap nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.

Lebih lanjut, Mayjen Lucky mengungkapkan bahwa pasukan saat ini juga tengah melakukan penyisiran di hutan yang telah dialihfungsikan menjadi ladang ganja oleh kelompok OPM Kodap III Ndugama, yang juga dipimpin Egianus Kogoya.

“Ladang ganja ini bisa merusak masa depan generasi muda Papua dan mencoreng nama baik Indonesia di mata dunia. Ini menjadi perhatian serius,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa dalam kepercayaan masyarakat Papua, hutan bukan sekadar alam, tetapi simbol ibu atau mama yang memberi kehidupan.

Oleh karena itu, perusakan hutan oleh kelompok bersenjata sama halnya dengan melukai kehormatan, spiritualitas, dan tatanan sosial masyarakat Papua.

“TNI akan jaga ‘Mama’ Papua. Bagi masyarakat asli, hutan adalah tempat roh leluhur bersemayam. Menjaganya berarti menjaga kehidupan dan martabat Papua,” tutup Mayjen Lucky.(**)