PERISTIWA

Polisi Tangkap Pelaku Teror Pesantren di Kabupaten Luwu

×

Polisi Tangkap Pelaku Teror Pesantren di Kabupaten Luwu

Sebarkan artikel ini
Polisi memasang garis Police Line pada bangunan pondok Pesantren Darul Istiqomah di Kabupaten Luwu

LUWU – Pondok Pesantren Darul Istiqomah, di Desa Wara, Kecamatan Kamanre, Luwu, Sulawesi Selatan mendapat teror dan aksi pengrusakan pada beberapa bangunan serta melukai santri putra.

Bahkan ada upaya pembakaran, namun beruntung cepat dipadamkan oleh pengurus pondok pesantren sehingga api tidak membesar.

Diduga kuat teror dan adanya aksi pengrusakan ada kaitannya dengan sengketa lahan tempat pesantren dibangun.

“Hasil penyelidikan sementara, aksi teror ini ada kaitannya dengan sengketa lahan antara ahli waris pemilik lahan dan pengasuh pesantren,” Ujar AKBP Arisandi, Kapolres Luwu, Jumat (15/12/2023).

Kata Arisandi, terdapat satu orang yang diduga sebagai pelaku penyerangan sudah ditangkap dan kini masih menjalani pemeriksaan.

Baca Juga:  BMKG Ungkap Potensi Hujan di Wilayah Sulsel

Arisandi menambahkan, persoalan lahan antara ahli waris dan pengasuh pesantren, sudah berlangsung lama dan belum ada kesepatan dari para pihak. Akibatnya, anak-anak yang belajar di pondok pesantren tersebut jadi korban.

“Sebelumnya sudah ada yang kita proses dan sudah sampai ke penuntutan, kasusnya terkait hak dan kemerdekaan anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sebelumnya pemilik lahan melarang aktifitas di pesantren dengan memblokade semua pintu masuk ke pesantren,” katanya.

Polisi kata Arisandi masih terus mengembangkan kasus ini, dan dimungkinkan adanya pelaku lain yang ikut terlibat.

Baca Juga:  Mungkinkah Digitalisasi dan Bioetanol Menjadi Jawaban atas Defisit APBN 2024?

Sementara itu, terdapat sebuah video aksi teror pada lembaga pendidikan tersebut dan menjadi viral, Dalam video itu, terlihat belasan orang santri putri menangis histeris dalam masjid. Sejurus kemudian, terlihat beberapa orang laki-laki berusaha menenangkan para santri.

Sementara itu, Kiki, keluarga ahli waris pemilik lahan membantah adanya penyerangan. Menurut Kiki, santri putri yang histeris menangis seperti dalam video, itu terjadi dalam masjid pesantren dan tidak ada penyerangan apalagi pelecehan seksual.

Kiki menjelaskan, sejumlah kerabatnya memang datang ke pondok pesantren, mencari pelaku yang terlibat cekcok dengan pamannya. Akibat cekcok itu, pamannya yang juga ahli waris mengalami luka dan harus dilarikan ke RS.

Baca Juga:  Pertamina Tahan Harga BBM, Shell dan BP Naikkan Harga di Agustus 2024

“Bahkan pihak pengasuh pesantren, membobol pagar dan merusaknya agar bisa masuk ke pesantren, padahal sudah kami wanti-wanti untuk tidak melakukan aktifitas apapun sebelum persoalan lahan selesai,” kata Kiki.

Keluarga ahli waris tidak pernah melarang aktifitas belajar di pesantren, tapi pengasuh pesantren kata dia, justru berusaha menghapus atau mengeluarkan pemilik lahan sebagai pengurus pesantren.