DAERAH

Ratusan Warga Malangke Serbu DPRD Luwu Utara, Tuntut Penanganan Banjir yang Sudah Puluhan Tahun Terabaikan

×

Ratusan Warga Malangke Serbu DPRD Luwu Utara, Tuntut Penanganan Banjir yang Sudah Puluhan Tahun Terabaikan

Sebarkan artikel ini

LUWU UTARA – Bertepatan pada peringatan Hari Perlawanan Rakyat Luwu 23 Januari 2025, ratusan warga dari Kecamatan Malangke dan Malangke Barat memadati kantor DPRD Kabupaten Luwu Utara. Mereka datang dengan tuntutan agar DPRD segera mengeluarkan kebijakan konkret terkait penanganan banjir yang sudah puluhan tahun menggenangi daerah mereka.

Sejak bertahun-tahun lalu, wilayah Malangke telah mengalami banjir yang semakin parah. Namun, dalam satu tahun terakhir, banjir di wilayah ini mencapai tingkat yang lebih dahsyat, merendam pemukiman dan lahan warga di sembilan desa.

Aksi hari ini merupakan kelanjutan dari protes yang sebelumnya digelar pada Agustus 2024 oleh Aliansi Masyarakat Korban Banjir (ALKOBAR) Malangke Raya. Dalam aksi tersebut, mereka berhasil mendapat kesepakatan dengan Bupati dan beberapa Kepala Dinas untuk menutup aliran Sungai Baliase yang mengarah ke Sungai Masamba, dengan target penyelesaian pada akhir 2024.

Baca Juga:  Mengandung Unsur Kampanye, Bawaslu Palopo Bakal Tertibkan Baliho Caleg

Namun, hingga awal 2025, janji tersebut belum terealisasi. Aliran Sungai Baliase masih mengalir ke Sungai Masamba, menyebabkan banjir terus melanda.

“Kami sudah menunggu lebih dari cukup. Aliran sungai itu belum juga ditangani, sementara pemukiman kami masih terendam, dan volume air justru semakin meningkat. Kami datang dengan massa yang lebih besar untuk menuntut tindakan nyata,” ujar Herwin, seorang juru bicara ALKOBAR, dalam orasinya.

Herwin juga menegaskan bahwa masalah banjir di Malangke bukanlah hal baru. “Banjir di sini bukan hanya terjadi dalam setahun dua tahun, tapi sudah berpuluh-puluh tahun. Kami merasa ada pembiaran, bukannya berkurang, malah semakin memburuk,” katanya dengan tegas.

Baca Juga:  KPU Palopo Resmi Umumkan DCT

Mereka berharap pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif, segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi masalah ini.

“Kami sudah sering mendengar janji-janji akan ada solusi, tapi kenyataannya debit air semakin besar tiap tahun. Kami tidak ingin hanya mendengar cerita lagi, kami butuh tindakan,” lanjut Herwin.

Warga juga mengancam akan kembali melakukan aksi lebih besar jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. “Jika tidak ada realisasi dari pemerintah, jangan salahkan kami jika kami kembali menduduki gedung DPRD dengan massa yang lebih banyak,” tegas Herwin, menutup orasinya.

Baca Juga:  Dihadapan Ganjar, Rocky Gerung Ungkap Dirinya Tersangka Karena PDIP

Dengan keadaan yang semakin memprihatinkan, warga Malangke berharap suara mereka didengar dan mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah demi mengakhiri penderitaan yang sudah berlangsung terlalu lama. (Amir)